Manis yang Mematikan
Indonesia sedang menghadapi darurat penyakit tidak menular, khususnya diabetes pada usia muda. Salah satu kontributor terbesarnya sering kali luput dari perhatian: Kalori Cair. Dari teh kemasan di minimarket, kopi susu gula aren yang trendi, hingga minuman boba, gula mengalir deras ke dalam tubuh kita tanpa proses mengunyah. Seringkali, produsen menggunakan trik psikologis pada label kemasan dengan klaim seperti “Bervitamin” atau “Segar Alami” untuk menutupi kandungan gula yang masif. Artikel ini akan membekali Anda dengan kemampuan membaca label Informasi Nilai Gizi standar BPOM agar tidak lagi terkecoh.
Realita Gula dalam Minuman Kekinian

Mari kita hadapi fakta yang tidak nyaman. Satu gelas standar (500ml) minuman kekinian bisa mengandung gula jauh melebihi batas toleransi tubuh:
-
Boba Milk Tea: Dapat mengandung 50-70 gram gula. Ini setara dengan memakan 3 hingga 5 sendok makan gula pasir sekaligus!
-
Kopi Susu Gula Aren: Rata-rata mengandung 25-40 gram gula per gelas.
-
Minuman Soda/Teh Kemasan: Sekitar 20-30 gram gula per botol/kaleng.
Sebagai perbandingan, Kementerian Kesehatan RI dan WHO merekomendasikan batas asupan gula tambahan harian maksimal hanya 50 gram (4 sendok makan) per orang per hari. Artinya, satu gelas minuman manis saja sudah menghabiskan atau bahkan melampaui “jatah” gula Anda untuk satu hari penuh, belum termasuk gula dari nasi, kue, dan masakan lain. Bahayanya, gula cair (fruktosa) tidak memicu sinyal kenyang (satiety) ke otak sekuat mak anan padat, sehingga Anda akan tetap makan porsi besar setelah minum manis, memicu surplus kalori yang ekstrem.
Panduan Langkah-demi-Langkah Memaca Label BPOM
Jangan hanya melihat logo mereknya, balik kemasannya. Berikut adalah poin kritis yang harus Anda periksa pada tabel “Informasi Nilai Gizi”:
1. Perangkap “Takaran Saji” (Serving Size)
Ini adalah trik industri yang paling umum. Sebuah botol minuman 500ml mungkin mencantumkan:
-
Takaran Saji: 250 ml
-
Jumlah Sajian per Kemasan: 2 Ini berarti, angka kalori dan gula yang tertera di tabel hanya berlaku untuk setengah botol. Jika Anda menghabiskan seluruh botol sendirian, Anda harus mengalikan dua semua angka tersebut. Jika tertulis Gula 15g, berarti total yang Anda minum adalah 30
2. Cek “Gula Total” (Total Sugar)
Regulasi BPOM mewajibkan pencantuman gula total. Namun, waspadai juga daftar komposisi bahan. Gula memiliki banyak nama samaran: Sukrosa, Fruktosa, Sirup Jagung Tinggi Fruktosa (HFCS), Dekstrosa, Maltodekstrin, Sari Tebu, Nektar Agave. Aturan bakunya adalah: bahan-bahan disusun berdasarkan jumlah terbanyak. Jika salah satu nama gula ini muncul di urutan 1, 2, atau 3 dalam daftar komposisi, artinya produk tersebut sebagian besar isinya adalah gula.
3. Memahami Klaim pada Label
Sesuai Peraturan BPOM No 1 Tahun 2022 dan No 13 Tahun 2016, klaim pada kemasan diatur sangat ketat:
-
“Bebas Gula” (Sugar Free): Produk mengandung gula kurang dari 0.5 gram per 100g/ml.
-
“Rendah Gula” (Low Sugar): Produk mengandung gula kurang dari 5 gram per 100g (padat) atau 2.5 gram per 100ml (cair).
-
“Tanpa Penambahan Gula” (No Added Sugar): Tidak ada gula pasir yang ditambahkan selama proses produksi. Hati-hati, klaim ini tidak berarti bebas kalori, karena produk mungkin masih mengandung gula alami buah (fruktosa) atau laktosa susu yang tetap berdampak pada gula darah.
Jangan mudah tergiur dengan label “Less Sugar” jika Anda tidak mengecek angka pastinya. “Less sugar” hanya berarti gulanya lebih sedikit dibanding produk versi original, tapi bisa jadi masih tinggi (misal: turun dari 40g ke 30g, tetap saja tinggi!).
Strategi Pertahanan Diri
-
Rule of Thumb: Hindari minuman kemasan dengan kandungan gula >10 gram per sajian.
-
Modifikasi Pesanan: Saat memesan kopi atau teh di kafe, mintalah opsi Zero Sugar atau Gula Dipisah. Dengan gula terpisah, Anda memiliki kendali penuh untuk hanya menuangkan sedikit saja (misal 1 sendok teh) sekadar untuk pemanis rasa.
-
Air Putih Adalah Raja: Tidak ada cairan yang lebih baik untuk hidrasi, fungsi ginjal, dan metabolisme selain air mineral. Jadikan air putih sebagai minuman utama, dan minuman manis sebagai “dessert” sesekali saja.
Kesimpulan
Membaca label nutrisi adalah garis pertahanan pertama Anda dalam melawan epidemi diabetes dan obesitas. Angka pada tabel “Informasi Nilai Gizi” tidak pernah berbohong, berbeda dengan klaim pemasaran di depan kemasan.
Sadarilah bahwa satu gelas minuman kekinian bisa menghabiskan “jatah” gula Anda seharian. Jadilah konsumen cerdas: biasakan cek “Gula Total”, pesan minuman dengan opsi less sugar atau no sugar, dan jadikan air putih sebagai minuman utama demi masa depan kesehatan yang lebih manis tanpa diabetes.

Tinggalkan Balasan